Apakahitu arus AC ataukah arus DC, lebih jelasnya simak pembahasan singkat berikut. Peralatan untuk Membuat Tespen AC-DC. Tespen AC satu buah; Resistor 20-50 kilo ohm satu buah; Lampu LED dua buah (putih dan hijau) Solder; Timah; Kabel 20 cm; Baca Juga: Cara Menggunakan dan Membaca Hasil Pengukuran Dial Test Indicator (DTI) Cara Membuat Tespen
- Selama ini lampu LED hanya bisa digunakan untuk kelistrikan motor yang sudah DC. Belakangan ini Osram meluncurkan bohlam LED buat kelistrikan motor AC dan DC. Lampu LED yang berwarna putih ini tersedia dalam soket T19, soket bohlam lampu yang biasa digunakan untuk motor bebek dan matic. "Komponen pada Osram LED T19 New Gen sudah kami persiapkan untuk mampu menerima arus AC," buka Febry Adhitya Perdhana, Product Manager untuk Osram Automotive area ASEAN kepada pada Senin 06/07/2020. Baca Juga Benarkah Kiprok Yang Panas Menadakan Ada Kerusakan? Ini Jawabannya "Sehingga mampu menahan fluktuasi tegangan sangat tinggi pada saat motor digas," papar pria yang akrab disapa Adit ini. Tujuannya agar bikers enggak harus ubah atau modifikasi kelistrikan lagi jadi DC saat ingin pakai bohlam LED. Osram T19 LED New Generation bisa kelistrikan AC dan DC "Bisa dibilang Osram T19 LED New Gen ini pemasangan plug n play PnP tinggal pasang di soket T19," tambahnya. Enggak cuma di chipnya, ternyata ada ubahan bentuk Osram T19 LED New Gen ini. Baca Juga Makin Digemari Ini Cara dan Biaya Pasang Headlamp Proyektor di Yamaha Aerox
JanganAsal Pilih Lampu Rumah Inilah Alasan Kenapa Harus Sumber : Led Arus Dc LAMPUTASOR Sumber : lamputasor.blogspot.com PERCANTIK RUANGAN DENGAN LAMPU LED STRIP Tokomanamana Sumber : tokomanamana.com Kenapa Anda Harus Beralih ke Lampu LED Sumber : tangerangnews.com LAMPU LED OSRAM PUTIH T19 K1 12V 5 6W BEAT MIO M3 VEGA ZR
Vous hésitez à changer vos ampoules de peur d'avoir une différence de luminosité ? Cet article fait le point sur l'éclairage classique et LED Pas de différence d'éclairage Il n’y a absolument aucune différence entre la lumière créée par une ampoule LED et la lumière créée par une ampoule incandescente ou halogène. A l’œil nu, il est impossible de dire si un luminaire est équipé d'une lampe LED ou d’ampoule classique si les ampoules ont bien entendu la même teinte de lumière c'est à dire blanc chaud en général. De 70 à 90% d’énergie consommée en moins La différence principale entre les ampoules classiques et LED réside dans la consommation d’électricité. Pour produire le même flux lumineux, une ampoule LED consomme de 70 à 90% moins d'électricité qu’une ampoule incandescente qui perd la majorité de l’électricité sous forme de chaleur. A titre d’exemple, une ampoule classique de 75W peut être remplacée par une ampoule LED d'éclairage équivalent consommant 8W. Les spots halogènes GU10 50W énergivores sont remplaçables par leur équivalent LED de 5 à 7W. Durée de vie 20 fois supérieure Autre avantage, la durée de vie moyenne des ampoules LED est de 20 000h minimum soit 10 à 20 fois plus que les ampoules classiques. Cela permet d’économiser de nombreux changements d’ampoules un gain de temps et d’argent. Un investissement rentable Au final, bien que légèrement plus chères à l’achat les ampoules ou spots LED permettent d’économiser entre 100 et 300€ par an sur une habitation entière T4. L’investissement initial est remboursé en moyenne en 12 mois
lampuLED yang dimasukkan ke dalam air untuk menarik perhatian ikan. Hal ini diduga akan meningkatkan jumlah hasil tangkapan karena cahaya yang dihasilkan langsung masuk ke dalam air dan tidak mengalami pemantulan cahaya. Lampu LED memiliki tingkat efisiensi energi yang tinggi dibandingkan dengan lampu CFL yang biasa digunakan nelayan.
Lampu motor modifikasi Kawasaki W175. Foto Aditia Noviansyah/kumparanPerbedaan AC dan DC pada motor sangatlah mudah. Perbedaan keduanya terlihat saat mesin menyala. Lampu AC akan redup saat mesin idle, sedangkan lampu DC akan menyala saat mesin hidup. Mau tahu lebih lanjut tentang kelebihan dan kekurangan arus AC dan DC, berikut penjelasannya dikutip dari laman resmi Suzuki AC dan DC dalam Kelistrikan KendaraanYamaha NMax Foto Bangkit Jaya Putra/kumparanAda dua jenis sistem kelistrikan pada motor, yakni AC dan DC. Kelistrikan AC mengandalkan poros engkol sehingga energi Sistem kelistrikan yang terdapat pada kendaraan motor ada dua jenis, yakni kelistrikan AC dan DC. Bagi Anda yang memiliki kendaraan sepeda motor, penting kiranya mengetahui tentang kelistrikan ini, apalagi perbedaan AC dan DC. Tujuannya agar Anda tidak melakukan kesalahan ketika hendak melakukan perbaikan dan penggantian komponen mesin. Perbedaan AC dan DC paling mudah dipahami dari lampu motor bagian depan. Untuk ilustrasi perbedaannya bisa disimak di bawah dengan Kelistrikan ACMotor dengan kelistrikan AC, energi listrik pada lampu depannya disuplai oleh spul. Komponen ini digerakkan oleh poros engkol dan seberapa besar arus yang diperlukan akan dikontrol oleh kiprok, agar bohlam tidak itu, lampu depan yang menggunakan kelistrikan AC baru bisa menyala jika mesin telah dihidupkan. Besar kecilnya arus kelistrikan sangat bergantung pada putaran mesin motor. Jika mesin berputar tidak cepat, maka lampu bagian depan akan meredup dan bahkan mati. Begitupun sebaliknya, jika mesin mengalami putaran, maka cahaya lampu akan karena itu, pada sistem AC, saat mesin dalam kondisi langsam, cahaya pada lampu cenderung akan meredup. Lampu akan kembali terang setelah mesin kembali diputar di atas dengan Kelistrikan DCBerbeda dengan sistem AC, sistem kelistrikan DC disuplai darai aki dan kiprok. Suplai listrik pada arus kelistrikan AC dari aki telah dialirkan ke semua komponen motor sebelum mesin kendaraan sebab itu, pada motor yang menggunakan kelistrikan DC, lampu bagian depannya akan menyala seketika saat kunci kontak diputar pada posisi ON. Ketika mesin kendaraan dinyalakan, secara otomatis listrik akan bertambah dan nyala lampu tidak akan depan juga akan terang secara maksimal meskipun tanpa putaran mesin. Namun, pada kelistrikan DC seperti ini, dibutuhkan arus pengisian yang lumayan besar supaya aki tidak tekor. Hal ini karena biasanya kapasitas ampere yang dibutuhkan lebih besar dari kapasitas sistem arus DC umumnya telah dilengkapi model full wave. Karena itu, segala energi listrik yang dibutuhkan telah disuplai oleh aki. Sedangkan spul hanya berfungsi mengisi arus yang mengalir ke demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua motor yang menggunakan kelistrikan DC dilengkapi oleh full wave. Namun, jika arusnya telah full wave maka sudah bisa dipastikan motor tersebut menggunakan kelistrikan dasarnya, semua sumber kelistrikan yang ada pada motor DC berasal dari aki. Spul hanya bertugas mengisi arus yang disalurkan ke aki. Namun, lampu depan motor DC zaman sekarang telah banyak yang menggunakan jenis LED Light Emitting Diode.Jika ada motor yang menggunakan lampu LED, maka bisa dipastikan motor tersebut menggunakan arus kelistrikan DC. Hal ini dikarenakan lampu jenis LED sangat membutuhkan kelistrikan yang stabil. Oleh karena itu, arus kelistrikan sangat mengandalkan listrik yang bersumber dari beberapa perbedaan antara AC dan DC pada motor. Semoga bermanfaat!
Banyak jadi pertanyaan, lebih terang mana bohlam LED warna putih atau warna kuning ?. Untuk menjawab hal itu mari kita simak penjelasan dari pabrikan berikut ini. "Sebenarnya perbedaan warna lampu LED kuning dengan yang putih ada pada nilai Correlated Color Temperature atau CCT," buka Febry Aditya Perdhana selaku Product Manager Untuk Osram Automotive area ASEAN kepada GridOto
Berikut panduan dan tips mudah untuk perbandingan antara led strip AC dan DC Perbedaan Strip DC dan AC Strip DC jenis Indoor Strip AC 220V Tegangan 12V dan 24V 220V AC Keunggulan - Daya Tahan Jauh Lebih Baik - Tingkat Redup lebih rendah tergantung dari kualitas power supply - Lebih Aman, listrik 12V dan 24V relatif tidak berbahaya apabila tersentuh tangan/ bagian tubuh - Panjang dapat dipotong per Cm atau per 5 Cm, atau per 10 Cm tergantung jenisnya - Apabila terjadi kerusakan, biasanya hanya sejumlah 3 mata atau 6 mata per titik kerusakan, cahaya keseluruhan relatif tidak terganggu - Strip DC berkualitas relatif lebih jarang rusak apabila tidak terkena air, konslet, dan menggunakan Power Supply berkualitas - Maintenance relatif mudah, biasa hanya memerlukan penggantian power supply unit saja - Biaya lebih murah - Harga Driver Plug In relatif murah - 1 Plug In bisa untuk penyambungan seri sd 50 meter, instalasi lebih simpel, tinggal sambung sesuai panjang yang diinginkan - Cocok dan mudah untuk penggunaan dekorasi outdoor hanya terkena hujan, tidak boleh terendam air Kelemahan - Membutuhkan Power Supply, biaya agak lebih tinggi - Penyambungan harus sistem paralel agar aliran arus efektif - Daya Tahan sangat tergantung pada fluktuasi tegangan listrik PLN - Apabila ada satu mata Rusak, maka harus diganti per 1 meter atau per 5 meter - Maintenance lebih repot karena penggantian biasanya pada lampu Rekomendasi Penggunaan - Untuk Instalasi lampu indoor - Untuk instalasi yang membutuhkan daya tahan lebih awet - Untuk instalasi yang menginginkan kemudahan dalam maintenance di kemudian hari - Lebih direkomendasikan ntuk instalasi lampu outdoor - Untuk instalasi pada area dengan tegangan listrik PLN stabil catatan 1. Hanya merupakan petunjuk sederhana dan Simpel/ General Guidance, banyak faktor yang bisa mempengaruhi faktor faktor diatas 2. Perbandingan hanya perbandingan untuk barang yang dijual di website dengan kelas yang sama, bisa sangat berbeda dengan barang yang dijual di tempat lain ataupun bila dibandingkan dengan kelas barang yang berbeda 3. Hanya merupakan pendapat , bisa berbeda dan salah 4. Hanya untuk dijadikan acuan petunjuk dalam memilih, tidak bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan dalam penulisan.
Denganlampu LED 3 Watt x 60 Lumens = 180 Lumens, 8 Watt CFL x 17 Lumes = 136 Lumens. LED (Light Emitting Diode) dioperasikan dengan arus searah (Direct Current) 12 Volt. Current) 100 - 240 Volt (listrik untuk rumah). Untuk itu lampu LED memiliki sirkuit internal (konverter) untuk mengubah AC menjadi DC. Dari konversi tersebut timbul panas
Perbedaan Arus Listrik Ac Dan Dc listrik memang sekarang ini menjadi salah satu kebutuhan pokok semua orang, karena hampir setiap hari kita tidak pernah lepas dari listrik ini, mulai dari menyalakan televisi, komputer bahkan untuk mengisi ulang sebuah smartphone juga membutuhkan daya listrik, walaupun memang sekarang ini listrik sudah tidak disupsidi lagi namun kita tidak bisa memutus hubungan dengan yang namanya listrik karena memang kita sekarang sudah sangat ketergantungan dengan adanya listrik Banyak sekali manfaat yang ditimbulkan karena adanya listrik seperti untuk penerangan kita pada malam hari yang sudah menggunakan lampu, bahkan sekarang ini untuk mencuci baju saja sudah banyak orang yang menggunakan mesin cuci dengan listrik karena memang jauh lebih praktis dan juga bisa menghemat tenaga dan waktu, namun tahukan anda kalau arus listrik itu ada AC dan juga DC ???? mungkin masyarakat awam yang memang tidak terlalu menggeluti bidang kelistrikan masih belum mengerti apa sebenarnya aur AC dan juga DC ini karena banyak orang hanya bisa menggunakan dan memanfaatkan listrik dalam kehidupan sehari-hari tanpa mempelajari apa itu bahasa-bahasa dari dunia kelistrikan itu sendiri Nah disini kami akan menjelaskan mengenai perbedaan arus listrik ac dan dc yang belum anda mengerti sampai saat ini, arus ac itu sebenarnya adalah aurs bolak balik sedangkan arus dc itu adalah arus listrik yang searah, listrik sbenarnya adalah pergerakan elektron yang melalui konduktor, jika arus listrik ac ini memiliki elektron yang terus menerus berubah arah terkadang bergerak maju dan mundur, namun arus listrik dc memiliki gerakan elektron yang searah yaitu tetap maju Dibawah ini kami sudah menyiapkan beberapa perbedaan arus listrik ac dan dc yang bisa anda pelajari dengan mudah Arus Listrik AC Bolak Balik Arus Listrik DC Searah Arus Ac ini aman untuk mentransfer listrik pada jarak yang cukup panjang dan juga bisa memberikan lebih banyak kekuatan ketika transfer arusnya Arus listrik DC tidak bisa melakukan perjalanan yang cukup jauh karena arus dc ini akan mulai melemah dan kehilangan energi ketika jaraknya semakin jauh Penyebab dari arah aliran elektron pada arus ac itu adalah magnet yang mengitari sepanjang kawatnya Penyebab dari arah aliran elektron pada arus dc itu adalah magnet yang stabil yang ada di sepanjang kawat Frekuensi pada arus ac atau arus bolak-balik itu adalah 50Hz atau bisa juga 60Hz tergantung pada negara yang menggunakan frekuensi tersebut Sedangkan frekuensi pada arus DC itu adalah 0 NOL Arus AC itu akan berbalik arah ketika mengalir di suatau rangkaian Sedangkan arus DC itu tetap mengalir satu arah dengan rangkaiannya Besarnya arus AC itu cukup bervariasi terhadap waktunya Sedangkan besarnya arus DC itu tetap terhadap waktu Aliran arah elektron pada arus ac itu selalu berganjian maju dan juga mundur Aliran arah elektron pada arus dc selalu bergerak didalam satu arah atau bisa disebut bergerak maju Arus AC ini bisa didapatkan dari generatur arus bolak balik Sedangkan arus DC ini bisa didapatkan dari sell atau baterai Parameter passive arus ac itu adalah impedansi Sedangkan parameter passive arus dc itu adalah hambatan Faktor daya di arus ac itu diantara 0 dan juga satu sedangkan faktor daya arus dc itu selalu 1 Jenis dari arus ac itu segiempat, sinusodial, segitiga, dan juga trapesium Sedangkan jenis dari arus dc itu pulse atau bisa disebut murni Nah cukup banyak bukan perbedaan arus listrik ac dan dc yang ada, walaupun memang sama-sama arus listrik namun memiliki banyak sekali perbedaan yang perlu anda pelajari, agar anda bisa mengerti dan jauh lebih paham mengenai dunia listrik ini, jadi ketika kita menggunakan listrik yang yang ada dalam kehidupan sehari-hari itu kita menggunakan arus ac yang dikonversikan menjadi arus dc untuk keperluan charger hp dan lain sebagainya oke cukup sekian pembahasan kita kali ini mengenai kelistrikan yang bisa anda pelajari, semoga informasi mengenai ilmu kelistrikan ini bisa bermanfaat untuk anda dan bisa menambah wawasan anda dalam dunia listrik, baca juga sifat muatan listrik
BeliProduk Lampu Led 7 Watt Hemat Berkualitas Dengan Harga Murah dari Berbagai Pelapak di Indonesia. Tersedia Gratis Ongkir Pengiriman Sampai di Hari yang Sama. Daftar. Login. Home. lampu led 7 watt hemat. Hasil pencarian "Lampu Led 7 Watt Hemat" 36 barang. Lampu bohlam led 7 watt hemat energi. Rp8.000. 5 Terjual 89 Jakarta Utara. Agus
Listrik bisa dibilang adalah salah satu kebutuhan primer, rasanya kalo lagi mati lampu kita serasa lagi tinggal di goa hehe. Tapi tau gak sih elo kalau arus listrik rumah AC atau DC ya? Gue yakin elo pastilah pernah denger istilah arus AC dan arus DC, meskipun mungkin belum terlalu paham mengenai perbedaan arus keduanya. Kalau iseng-iseng cek meteran listrik di rumah, elo akan melihat tulisan misalnya, “220V, 50Hz”. Sebenernya ada banyak tulisan di meteran listrik, tapi di artikel ini gue akan fokus bahas tulisan tersebut. Oke, apa nih maksudnya tulisan “220V, 50Hz”? Jadi, bagian 220V-nya itu menunjukkan bahwa listrik di rumah kita mendapatkan tegangan sebesar 220 volt. Sementara bagian 50Hz-nya menunjukkan bahwa arus listrik yang tiba di rumah elo itu adalah listrik bolak-balik dengan frekuensi sebesar 50 Hz 50 gelombang per detik. Arus listrik sendiri ada dua macam yaitu arus listrik AC atau DC. Lalu apa hubungannya dengan pertanyaan listrik rumah AC atau DC? Jadi, dari angka 50 Hz tersebut elo bisa tahu bahwa listrik yang sampai di rumah elo adalah listrik bolak-balik atau nama lainnya arus listrik AC. Ilustrasi aliran listrik rumah menggunakan arus AC dok Pexels Fyi nih, Indonesia menerapkan listrik bolak balik dengan frekuensi yaitu 220 volt, 50 Hz. Di negara-negara lain, standarnya bisa aja berbeda. Misalnya di negara-negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Italia, Yunani, dan lain-lain, standarnya adalah 230 volt, 50 Hz. Di Amerika, standarnya adalah 120 volt, 60 Hz. Singapura, Australia, dan Malaysia standarnya sama dengan Eropa. Sedangkan, Tiongkok standarnya sama dengan Indonesia. Dan perlu elo tau juga kalau gak cuman Indonesia tapi seluruh dunia menggunakan listrik arus bolak-balik lho. Terus, kenapa ya kira-kira transmisi listrik ke rumah-rumah, mengapa sebuah rumah membutuhkan listrik, apakah harus arus listrik bolak-balik AC kenapa enggak arus searah DC aja? Untuk alasan menggunakan arus jenis ini akan gue kupas tuntas di artikel ini. Download Aplikasi Zenius Fokus UTBK untuk kejar kampus impian? Persiapin diri elo lewat pembahasan video materi, ribuan contoh soal, dan kumpulan try out di Zenius! Listrik, Memangnya Buat Apa?Perbedaan AC dan DCReaktansi Induktif pada Listrik ACPenggunaan Tegangan TinggiBagaimana Nasib Listrik DC Sekarang? untuk Transmisi EnergiKesimpulan Listrik, Memangnya Buat Apa? Sebelum gue lebih jauh menjelaskan mengenai listrik rumah AC atau DC. Gue mau mengingatkan lagi dasarnya. Gak lain dan gak bukan adalah kegunaan dari listrik itu sendiri, dan kenapa sih kita perlu listrik ke rumah-rumah? Nah, dari penjelasan di atas, elo tentu nggak bingung lagi kan tentang listrik rumah AC atau DC? Oke, kalau gitu bisa lanjut penjelasannya tentang kenapa sih perlu listrik? Gue inget banget dulu dosen Elektro gue pernah bilang gini, “Kita butuh listrik ke rumah-rumah karena itu satu-satunya cara yang efektif dan efisien untuk mentransmisikan energi.” Kemudian beliau melanjutkan lagi, “Kalau ada cara lain yang lebih efektif dan lebih efisien dalam mentransmisikan energi, kita nggak perlu mengirimkan listrik ke rumah-rumah lagi.” Seperti yang elo ketahui, hidup kita saat ini menjadi jauh lebih enak karena kemampuan kita dalam mengendalikan energi yang ada di sekitar kita. Hanya saja masalahnya, sebagian besar energi yang kita butuhkan itu dibangkitkan di lokasi yang jauh di perumahan. Oleh karena itu, perlu ada cara yang efektif dan efisien untuk mentransmisikan energi tersebut dari sumbernya ke perumahan. Solusinya? Ya pakai listrik. Energi apapun yang dibangkitkan oleh pembangkit, tinggal kita ubah dalam bentuk listrik, kemudian kita kirim listrik tersebut ke rumah-rumah. Ketika energi listrik tersebut tiba di rumah, kita bisa mengubahnya menjadi energi bentuk lain sesuai kebutuhan kita. Misalnya, menjadi energi cahaya lampu, energi panas kompor listrik, pemanas ruangan, pendingin ruangan, kulkas, dsb, menjadi energi kinetik kipas angin, alat cukur rambut, dsb, dan sebagainya. Berhubung tujuan listrik ke perumahan itu adalah untuk transmisi energi, berarti sekarang kita perlu cari tahu nih, memangnya listrik arus bolak-balik itu lebih efektif dan lebih efisien ya dibanding listrik arus searah dalam mentransmisikan energi? Nah, sebelum masuk ke sini, gue akan memberikan penjelasan dulu mengenai perbedaan arus AC bolak-balik dan arus DC searah. Perbedaan AC dan DC Seperti yang sempet gue mention di awal artikel, arus listrik sendiri ada dua macam arus listrik, yang pertama ada listrik arus searah DC – direct current. Arus DC adalah arus listrik yang bergerak searah dari kutub positif ke negatif. Kalo arusnya bergerak dari kutub positif ke negatif, maka elektronnya bergerak dari kutub negatif ke positif, seperti yang bisa elo lihat di animasi di bawah. Listrik DC biasanya dihasilkan oleh baterai. Skema arus DC Arsip Zenius Lalu yang kedua ada listrik arus bolak balik AC – alternating current. Arus AC adalah arus yang nggak bergerak dari kutub positif ke negatif, tapi bolak-balik doang. Emang arusnya bener-bener bolak-balik ya? Yup, arusnya beneran bolak-balik seperti yang bisa elo lihat dalam animasi di bawah ini. Arus listrik AC ini dihasilkan oleh generator AC. Skema arus AC. Arsip Zenius Udah kebayang kan apa perbedaan arus AC dan arus DC? Pada listrik DC, arus listriknya selalu bergerak pada arah yang sama, dan biasanya nilainya tetap. Kalau kita bikin grafiknya, jadinya seperti ini Arus listrik DC, selalu bergerak ke arah yang sama. dok. Sementara pada listrik AC, arus listriknya terkadang bergerak searah jarum jam, terkadang bergerak berlawanan arah dengan jarum jam. Biasanya, perubahannya itu berupa sinusoidal seperti grafik di bawah ini Arus listrik AC, bergerak bolak-balik; searah dan berlawanan jarum jam. dok Bisa elo lihat pada grafik di atas bahwa pada t=0 tegangannya nol, kemudian pada t = 0,005 detik tegangannya +220 volt, pada t = 0,01 detik tegangannya nol lagi, dan pada t = 0,015 detik tegangannya -220 volt, dan seterusnya. Ini adalah contoh listrik AC dengan frekuensi 50 Hz berarti periode = T = 1/50 detik = 0,02 detik. Tegangan yang kadang positif dan kadang negatif ini membuat arusnya terkadang bergerak searah jarum jam, terkadang sebaliknya. Hmm… tunggu deh, jadi pada arus bolak-balik, kadang-kadang tegangannya bisa nol juga? Kalau gitu, lampu yang dilalui arus AC itu harusnya nyala-redup-nyala-redup gitu dong? Kok kalau gue lihat lampu di rumah gue nggak gitu, tapi nyala aja terus? Nah, sebenernya lampu di rumah kita itu nyala-redup-nyala-redup. Tapi, mata kita nggak sensitif terhadap perubahannya karena itu berlangsung dengan sangat cepat. Masih inget kan kalau frekuensi listrik AC di rumah kita itu adalah 50 Hz umumnya di Indonesia 50 Hz. Itu berarti, dalam 1 detik, terdapat 50 gelombang. Jadi, dalam 1 detik, listrik AC tersebut bergerak bolak-balik sebanyak 50 kali. Mata kita tidak bisa mendeteksi nyala-redup yang secepat itu. Beneran ga nih? Jangan-jangan bohong lagi. Gue ga mau dibohongi pakai teori fisika! Beneran. Kalo dideteksi pake mata emang susah, tapi kalo pake kamera, bisa. Ada yang iseng merekam lampu bohlam dengan menggunakan kamera 1200 frames per second. Setelah ditangkap kamera, videonya diplay secara slow motion, hasilnya menjadi seperti di bawah ini Sekarang kelihatan kan kalau lampu tersebut benar-benar nyala-redup? Okay, sekarang udah jelas ya kalau ada pertanyaan apa perbedaan arus AC dan arus DC? Maka jawabannya adalah pada listrik DC, arusnya searah dan biasanya nilainya tidak berubah-ubah bisa dibilang frekuensinya nol. Sementara pada listrik AC, arusnya bolak-balik, kecepatan bolak-baliknya itu bergantung pada frekuensinya. Untuk di Indonesia listrik yang dihasilkan oleh PLN adalah jenis listrik AC, dan biasanya menggunakan frekuensi 50 Hz. Nah, gara-gara ada FREKUENSI ini, sebenernya listrik AC itu bisa menimbulkan hambatan yang biasanya nggak ada pada listrik DC, yaitu hambatan yang muncul akibat reaktansi induktif pada kabel. Beberapa alat elektronika yang menggunakan arus listrik DC adalah Lampu LED, TV, Radio. Penasaran kenapa? Baca terus penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini yah. Reaktansi Induktif pada Listrik AC Perhatikan dua rangkaian di bawah ini Rangkaian RL dengan arus AC dan DC. dok. Kedua rangkaian di atas sama-sama terdiri atas resistor atau hambatan simbolnya R dan induktor simbolnya L. Induktor terdiri dari lilitan kawat pada sebuah coker atau inti logam. Nah, pada saat arus listrik melewati lilitan kawat tersebut, maka akan timbul medan magnet. Trus ada ga nih bedanya peran induktor pada rangkaian yang kiri yang dialiri arus AC, dan yang rangkaian kanan yang dialiri arus DC? Jadi intinya pada arus AC, induktor itu selain menghasilkan medan magnet, juga menghasilkan hambatan berupa reaktansi induktif yang simbolnya XL. Hmmm… emangnya kenapa sih bisa muncul reaktansi induktif pada induktor? Singkatnya begini. Pertama, arus listrik yang melewati lilitan kawat itu menimbulkan medan magnet. Tetapi hal sebaliknya tidak berlaku ya. Medan magnet TIDAK menimbulkan arus listrik. Yang bener adalah perubahan medan magnet mengakibatkan arus listrik. Nah, ketika induktor dialiri arus DC, yang mana nilai i tetap, maka medan magnetnya juga tetap atau tidak berubah-ubah. Sehingga tidak ada arus induksi yang muncul. Sementara ketika induktor dialiri arus AC, yang mana nilai i nya berubah-ubah, maka medan magnet di dalam induktor tersebut berubah-ubah. Perubahan medan magnet pada induktor tersebut yang akhirnya memunculkan i atau arus induksi yang melawan arus sebelumnya. Itulah sebabnya induktor memiliki reaktansi induktif ketika dialiri arus AC. Okay, terus apa urusannya reaktansi induktif ini dengan transmisi listrik ke rumah-rumah? Memangnya ada induktornya? Nah, kabel listrik yang dikirim ke rumah-rumah itu sebenarnya tidak ada induktornya. Tapi karena kabelnya puaaanjang sekali, maka kabel yang panjang tersebut berlaku bagaikan induktor. Jadi, kalau kita menggunakan arus AC untuk transmisi listrik, maka listrik tersebut akan mengalami hambatan berupa reaktansi induktif itu tadi. Wah, kalau gitu, rugi dong kalau pakai listrik AC! Kan kalau kita pakai listrik AC, jadi muncul reaktansi induktif tuh. Jadi loss-nya akan lebih banyak. Lebih efisien pakai listrik DC kalau gitu. Kenapa kita nggak pakai listrik DC aja? Tunggu dulu. Ceritanya belum selesai. Jadi di sini kita udah tahu nih bahwa listrik AC itu memiliki kekurangan, yaitu munculnya reaktansi induktif tadi. Tapi ini sebenernya energy loss gara-gara ini nggak terlalu signifikan, karena listrik AC punya teknik yang hebat juga untuk mengatasi energy loss gara-gara transmisi ini. Mau tahu apa tekniknya? Nah, coba lanjut baca terus ya. Penggunaan Tegangan Tinggi Kalau kita mau mentransmisikan listrik secara efisien, di mana tidak ada daya yang hilang selama proses transmisi, maka kita harus menggunakan arus listrik yang sekecil mungkin. Kenapa? Karena dengan arus listrik yang kecil, maka elektron yang berpindah juga sedikit ingat, arus itu adalah perubahan muatan per satuan waktu. Kalau elektron yang berpindah sedikit, total energi yang hilang dari elektron-elektron tersebut akan menjadi lebih kecil. Nah, gimana caranya supaya arus listrik yang kita transmisikan itu kecil? Kuncinya ada di persamaan berikut ini Persamaan daya listrik Arsip Zenius P itu adalah daya listrik, V adalah tegangan, dan I adalah kuat arus. Dalam proses transmisi energi, daya listrik itu selalu konstan ingat bahwa daya itu adalah energi per satuan waktu. Karena energi itu kekal, maka dayanya juga harus kekal selama tidak berubah menjadi energi bentuk lain. Nah, karena daya itu konstan, berarti kalau kita ingin nilai I turun, kita tinggal naikkan nilai V. Oleh karena itu, pada transmisi jarak jauh, biasanya listrik yang digunakan itu adalah listrik dengan tegangan yang sangat tinggi seperti gambar di bawah. Proses transmisi menjadi lebih efisien dengan tegangan tinggi. dok. Dengan menggunakan tegangan tinggi, maka arus listriknya menjadi kecil. Karena arus listriknya kecil, maka daya yang hilang pada proses transmisi juga kecil. Hal ini membuat proses transmisi menjadi lebih efisien. Bagaimana Cara Menaik-turunkan Tegangan? Pada listrik AC, teknik untuk menaik-turunkan tegangan itu mudah sekali, tinggal pakai alat yang namanya transformator. Familiar dengan transformator? Sering juga disebut sebagai Trafo. Gambarnya kira-kira begini Ilustrasi transformator dan cara kerjanya. dok Transformator ini hanya bisa bekerja kalau diberikan listrik AC. Karena prinsip kerjanya adalah demikian Arus bolak-balik mengaliri kabel primer warna merah pada gambarArus bolak-balik tersebut menimbulkan flux magnet bolak-balik pada Inti trafo warna hijau pada gambarFlux magnet yang bolak-balik ini menimbulkan arus bolak-balik pada kabel sekunder warna biru pada gambar – inget ya, yang bisa menimbulkan arus itu hanyalah perubahan flux magnet. Kalau flux magnetnya tetap, maka tidak akan muncul arus. Itulah sebabnya trafo ini tidak bisa bekerja pada listrik DC. Oh, jadi listrik DC itu nggak kepake karena tegangannya tidak bisa dinaik-turunkan seperti listrik AC? Iya. Kira-kira begitu. Kalau kita ingin menaikan atau menurunkan tegangan DC, rangkaian yang diperlukan itu jauh lebih ribet dibandingkan dengan listrik AC. Bahkan sering kali teknik untuk menaik-turunkan tegangan DC adalah dengan cara mengubahnya dulu menjadi listrik AC, pasang trafo untuk menaik-turunkan tegangannya, kemudian diubah lagi menjadi listrik DC. Ribet kan? Makanya, mending langsung pakai listrik AC aja sekalian, karena lebih mudah untuk menaik-turunkan tegangannya. The War of Currents – Sejarah Adopsi Listrik AC Kalau kita melihat ke sejarahnya, proses adopsi listrik AC sebagai alat untuk mentransmisikan energi ini bukan terjadi tanpa hambatan. Ketika listrik baru saja ditemukan untuk transmisi energi, ada dua perusahaan yang menjadi pemain utama dalam bisnis ini. Perusahaan yang pertama adalah Edison Electric Light Company sekarang menjadi General Electric, perusahaan milik Thomas Alva Edison pernah dengar namanya? Dia biasa dikenal sebagai penemu lampu. Perusahaan yang satu lagi adalah Westinghouse Electric Company, perusahaan milik George Westinghouse yang saat itu dibantu oleh Nikola Tesla. Edison Electric Light Company saat itu mengusung listrik DC, sedangkan Westinghouse Electric Company mengusung listrik AC. Persaingan bisnis antara keduanya terjadi sangat sengit sehingga ahli sejarah menyebut ini sebagai “The War of Currents”. “The War of Currents”, George Westinghouse vs Nikola Tesla. Arsip Zenius Pada akhir tahun 1870an, setelah lampu ditemukan, permintaan masyarakat terhadap listrik ke rumah-rumah dan ke lokasi bisnis jadi meningkat tajam. Beberapa di antaranya dipasang dengan listrik AC. Kemudian pada tahun 1882, Edison memperkenalkan listrik DC bertegangan rendah yang didesain untuk tempat-tempat usaha dan perumahan. Pada tahun 1886, Westinghouse mulai membuat sistem listrik AC yang menggunakan transformator untuk menaik-turunkan tegangan untuk transmisi jarak jauh. Sistemnya Westinghouse ini mirip dengan yang gue jelaskan di atas. Untuk melakukan transmisi jarak jauh, tegangan dinaikan terlebih dahulu dengan menggunakan transformator sehingga arusnya kecil dan energy loss-nya juga kecil, kemudian ketika sampai di perumahan, tegangannya bisa diturunkan kembali. Karena sistem ini sangat efisien, beberapa perusahaan mulai mengadopsi sistem yang diperkenalkan oleh Westinghouse ini. Berbagai proyek pemasangan listrik akhirnya lebih memilih sistem listrik AC ini karena lebih efisien. Kubu listrik DC tentu tidak mau kalah dengan “peperangan” ini, sehingga mereka mulai menyerukan propaganda bahwa listrik AC ini berbahaya. Alasannya adalah karena pada proses transmisinya, listrik AC ini menggunakan tegangan yang sangat tinggi. Kubu listrik DC mengatakan bahwa meskipun sistemnya kurang efisien, tapi ini jauh lebih aman karena tidak menggunakan tegangan tinggi. Argumen ini ada benarnya sebenarnya, tapi cara mereka melakukan propaganda kadang kelewatan juga. Salah satu propaganda yang dilakukan adalah dengan menyetrum hewan-hewan seperti anjing dan kuda dengan menggunakan listrik AC sampai hewan tersebut mati. Meskipun sebenarnya propaganda-propaganda ini lumayan berhasil membuat orang percaya bahwa listrik AC itu berbahaya, tapi ini tidak berhasil menggagalkan proyek-proyek instalasi listrik AC. Pada akhirnya, listrik AC ini tetap dipakai di mana-mana, namun dengan sistem keamanan yang diperketat untuk menghindari kecelakaan. Perusahaan milik Edison pun akhirnya mengalah dan mulai mengadopsi listrik AC. Semenjak saat itulah sistem kelistrikan yang dipasang di mana-mana menggunakan sistem listrik AC. Ketika sistem listrik AC dipakai di mana-mana, perusahaan pembuat piranti elektronik pun akhirnya menggunakan sistem listrik AC untuk menyalakannya. Coba aja lihat piranti elektronik di sekitar kita, mulai dari TV, komputer, charger HP, laptop, kulkas, dispenser, dan sebagainya, semua menggunakan colokan listrik AC kan? Karena semua menggunakan sistem listrik AC, akhirnya ketika ada daerah yang baru dipasang listrik, udah nggak mungkin lagi di sana dipasang sistem listrik DC. Karena itu akan membuat berbagai piranti elektronik yang biasa dipakai jadi nggak bisa dipakai. Bagaimana Nasib Listrik DC Sekarang? untuk Transmisi Energi Melihat penjelasan di atas, keliatannya arus DC lebih banyak kekurangannya ya dari pada arus AC. Tapi, apakah sistem listrik DC ini benar-benar mati? Nggak juga. Ternyata, masih ada beberapa transmisi energi yang menggunakan listrik DC, nama sistemnya adalah High-Voltage Direct Current HVDC. Sistem HVDC ini hanya digunakan untuk transmisi bertegangan sangat tinggi > volt dan untuk jarak yang sangat jauh > 500 km, kira-kira sejauh Jakarta-Surabaya. Kenapa untuk jarak yang sangat jauh sistem HVDC ini bisa lebih efisien? Salah satunya adalah karena keunggulan yang gue sebutin di atas tidak ada hambatan yang muncul karena reaktansi induktif. note nggak ada hambatan akibat reaktansi kapasitif dan skin effect juga, tapi ini belum gue jelasin di artikel. Hambatan akibat reaktansi ini bisa diabaikan untuk transmisi jarak pendek. Tapi semakin jauh transmisinya, semakin signifikan dampaknya. Sehingga ketika transmisinya menggunakan jarak yang sangaaat jauh, biaya untuk memasang sistem listrik AC malah jadi lebih mahal dibandingkan biaya untuk memasang sistem listrik DC. Kesimpulan Jadi, sekarang elo udah punya jawaban kan kalo ditanya listrik rumah AC atau DC? Ya, listrik rumah adalah arus AC, karena listrik yang dihasilkan PLN adalah jenis listrik dengan arus bolak balik AC. Alasan penggunaan arus AC lainnya adalah adalah karena sistem listrik AC biasanya lebih ekonomis dibandingkan dengan sistem listrik DC. Kalau melihat dari cerita ini, sebenarnya ada hal menarik yang bisa kita simpulkan, terutama elo yang tertarik masuk ke jurusan engineering. Jadi, anak teknik itu jangan cuma tahu soal bagian sainsnya aja, tapi harus bisa mengerti juga pertimbangan bisnisnya supaya bisa mengerti teknologi macam aja yang layak untuk kita push, yang mana yang kurang relevan. Dengan begitu, elo bisa mendesain suatu alat yang beneran kepakai di dunia industri. By the way, di artikel ini kita mempelajari bahwa penemuan transformator adalah salah satu penemuan terpenting yang membuat sistem listrik AC unggul jauh dibandingkan sistem listrik DC. Tanpa penemuan transformator, bisa jadi sistem kelistrikan yang kita gunakan sekarang adalah sistem listrik DC. Nah, ngomong-ngomong soal transformator, ada soal menarik nih dari SBMPTN 2015 Fisika. Berikut ini soalnya Soal tentang transformator yang muncul di SBMPTN 2015. Kalau elo mengerti konsep transformator yang gue ceritakan di artikel ini, elo pasti bisa menjawab soal di atas. Gampang kok. Bisa? Tulis jawabannya di komentar di bawah ya. Buat elo yang mau daftar paket Zenius, langsung aja klik banner di bawah ini ya. Elo juga bisa baca lebih lanjut artikel Zenius Blog dan rangkuman materi lainnya seputar listrik, energi, dan yang berhubungan dengan Fisika. Caranya tinggal klik banner di bawah sini Sumber Animasi listrik DC dan AC Baca Artikel Lainnya Benarkah Bahan Bakar Fosil Mengancam Peradaban Manusia? Kapasitor dan Induktor, Untuk Apa Sih? Kenapa Udara yang Kita Tiup Lebih Dingin Daripada Suhu Tubuh? Kenapa Pembalap MotoGP Waktu Belok Posisinya Miring Banget Tapi Nggak Jatuh? Gravitasi Buatan di Film Interstellar Originally Published January 8, 2017Update by Sabrina Mulia Rhamadanty & Arieni Mayesha
PerbedaanLampu Motor dan Lampu Sorot Lampu Motor => Kebutuhan cahaya lebih fokus, jangkauan jauh dan padat Pada contoh kasus yang kita bahas kali ini menggunakan HPL Hualei dengan arus 300 mA dan LED driver 10 Watt AC -DC 300 mA Casing Plastik atau Casing Aluminium. Kalo kalian ingin menggunakan HPL dengan spek arus berbeda, jangan lupa
JAKARTA, KOMPAS. com - PT Sampurna Part Niaga SPN, pemegang merek Autovision, resmi meluncurkan produk terbarunya untuk pengguna sepeda motor yang diklaim tak hanya lebih terang, tapi juga stabil, yakni LED Nitro. Lampu terbaru LED Nitro hadir menjawab kebutuhan pengguna motor yang menginginkan sistem penerangan utama lebih berkualitas dan bisa diaplikasi dua arus kelistrikan, yakni AC dan DC."Pengembangan lampu LED untuk motor sudah dilakukan Autovision sejak 2016 dan terus dengan beberapa inovasi pencahayaan maksimal, intensitas cahaya lebih stabil, dan bisa diaplikasi semua jenis kelistrikan," kata Lily Hernawan, Direktur SPN dalam keterangan resminya, Sabtu 16/7/2022. Baca juga Mana Lebih Lengkap, Fitur Stargazer, Avanza, atau Xpander? Autovision LED Nitro menggunakan teknologi chip high power SDM yang digadang-gadang mampu menghasilkan daya hingga 10 Watt, atau setara daya terang mencapai Km. Sementara lampu pijar berdaya 25 Watt, setara 450 Lm. Autovision Autovision LED Nitro Keberadaan chip high power SDM pada LED Nitro diimbangi dengan sistem pendingin berbahan alumunium dengan bentuk sirip yang mampu membuang panas lebih maksimal. Lampu ini juga jadi solusi karena bisa diadaptasi kelistrikan AC dan DC dan bisa difungsikan untuk motor yang sudah menggunakan DRL dengan kepraktikan pemasangan yang hanya plug and play tanpa harus mengubah kelistrikan motor. R&D SPN Andry Raja mengatakan, LED Nitro merupakan pengembangan baru secara total. Baik dari LED Chips terbaru yang paling powerful, ditunjang LED driver skema terbaru yang menunjang full AC/DC. "Tujuannya, untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam mengemudi pada malam hari dan segala kondisi," ucap Andry. Baca juga Bolehkah Pakai Ban Motor Balap untuk Harian? Autovision menyajikan produk barunya dalam tiga tipe soket, yakni P15d25-1 M5/H6 dan H7 serta soket H4/HS1 yang bisa diaplikasi berbagai jenis motor. Sementara tipe soket H4/HS1 untuk Yamaha Byson, V-ixion serieS, YZF R15, Kawasaki KLX 150, KLX 250, Dtracker 150, KSR, Ninja 150 R dan 150 RR, Suzuki Inazuma, dan Bajaj Pulsar 180 dan 200. Autovision Autovision LED Nitro Dari segi harga, Autovision LED Nitro dijual dengan harga yang ramah untuk kantong yaitu Rp. untuk tipe soket P15d25-1 M5/H6 dan Rp untuk soket H7. "Para bikers bisa mendapatkan lampu terbaru Autovision ini dengan mudah. Sementara untuk tipe soket H4/HS1 dilepas dengan harga Rp saja," kata Fauziah Fatimah, Manager Marketing SPN. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
. 7scq3dsh4d.pages.dev/3427scq3dsh4d.pages.dev/57scq3dsh4d.pages.dev/3597scq3dsh4d.pages.dev/1777scq3dsh4d.pages.dev/3537scq3dsh4d.pages.dev/3127scq3dsh4d.pages.dev/277scq3dsh4d.pages.dev/1497scq3dsh4d.pages.dev/80
perbedaan lampu led ac dan dc